Laman

30.11.11

Hujat Hujan

Diluar hujan, didalam berkabut
Ac kamar dengan pongahnya merasa dirinya menghisap kretek, menghembus lega lingkar-lingkar asap.
Brengsek. Raba selimut malah sarung yang teraih.
Kain 1xo.5 meter coba selimuti. Ditarik tutup muka telapak kaki beku. Ditarik tutup kaki gigi gemeretak.
Mata malas membelalak, badan enggan beranjak.
Raba-raba cari kaus kaki, yang terambil malah majalah Rolling Stone lama.
Sialan. Tak apalah lumayan buat digelar dimuka untuk tameng melawan dingin.
Jarum jam terjangkit sindrom siput, berlari lamban menggenapkan detik demi detik.
Pagi enggan muncul, padahal ditunggu gundah gulana.
Petir menghentak-hentak sekilas terdengar beat musik trance.
Bukannya asik malah bikin jantung bolak-balik mau copot.
Kilat kedap-kedip menakut-nakuti, tapi takutnya terlalu sering jadi terbiasa.
Anggap lampu disko, atau ada konser Bjork.
Abang, akhirnya si pagi nongol juga.
Tapi satu lagi hal busuk menunggu. Water Heater mati.
Kaki yang jadi es belum bisa dicairkan, sayang sekali.
Sayang sekali lagi, air yang juga sedingin es sudah siap dimuntahkan shower, mau membekukan dua kali telapak ditambah dua kali lima jari mungil.
Oh november, tolong bilang pada Desember, jangan mengutus hujan malam-malam kerumah!

2 komentar: