Kali ini saya sedang mengalami galau yang amat dalam. Klise ya. Saya mengalami dilema dalam hal akademis, saya juga harus perang melawan ego saya buat balik menenggelami rasa sakit hati saya yang sangat ingin menenggelami saya karena cemburu yang membabi buta. Tapi kebanyakan orang selalu melihat saya sedih, lalu balik senang. Sedih lagi, galau tingkat tinggi, lalu meradang menjadi autisme yang mencintai dunia dengan tawa-tawa aneh buatan saya. Saya punya senjata buat memerangi penyakit-penyakit itu. Bukan dengan racikan obat pahit, tapi dengan satu playlist yang biasa saya lahap bulat-bulat buat mengobati dan memulihkan rasa sakit yang biasanya memberi imbas pada perut saya. ya. Saya merasa amat mual kalau sedang terkoyak emosi. Saya pun tak mengerti keanehan itu. Tak peduli senang, sedih,nervous,marah,apapun emosinya, pasti perut saya menolak mentah-mentah emosi itu mengalir sampai ke perut saya. Baiklah. Saya akan menuliskan playlist saya, dan alasan-alasan kenapa saya memilih lagu-lagu tersebut.
- Kreuzberg by Bloc Party- Saya selalu merasa baikan ketika mendengar suara Kele Okereke yang melunak dan terdengar tidak menjerit-jerit seenak rambut gimbalnya. Dilihat dari liriknya, saya sangat menyukainya.
-For All The Dreams That Wings Could Fly By The Milo- Seperti kita tahu, The Milo adalah si empunya Galau. Dan lagu ini, selalu saya putar saat saya akan minum obat ketika sakit. Suara Ajie Gergaji memang selalu berhasil membius dan melemaskan saya. Ditambah suara indah dan sakti milik Widi Ariani eks vokalis Cherry Bombshell yang tadinya saya kira Alexandra j.Wuisan adalah pengisi suara indah dilagu ini. Well, buat anda yang (mungkin) belum pernah mendengar lagu ini, silahkan bersiap untuk menambah porsi lagu The Milo yang belum anda miliki, karena anda akan ketagihan mendengar lantunan Mr.Gergaji yang mengalir begitu saja dari bibir tipisnya itu.
-Apart By The Milo-Jelas-jelas ini adalah lagu sedih. Lihat saja liriknya :My body and my soul
My sickness and my weakness|All together now|Blended in one sadness. Saya cinta mati pada The Milo. Dan kalau rasa itu kambuh, jangan heran kalau saya seharian mengumandangkan tembang-tembang The Milo.
-Sometimes By My Bloody Valentine-Menangnya suara gitar yang menenggelamkan suara Kevin Shields, dan menaik-turunkan emosi saya. Benar saja lagu-lagu MBV adalah lagu pengoyak emosi. Setiap saya mendengarkan lagu ini, seolah-olah nafas saya berhenti sejenak dan tak ingin memutar-kurangkan volume tape saya.
-No Surprises By Radiohead-Thom Yorke menyentuh saya dengan suara tenangnya, yang bersahut-sahutan dengan glockenspiel dan sayatan gitar greenwood yang memang menyayat saya.
-Fake Plastic Trees By Radiohead-Lirik absurd ditambah musik yang sederhana sama dengan musik peregang pikiran. Thom Yorke memang dewa. Disini ia menyanyi dengan indahnya, sesuci nyanyian-nyanyian pujian Tuhan yang dilantunkan umat beragama.
-Battery In Your Leg By Blur-Damon Albarn menyanyi dengan khidmatnya,Graham Coxon mendukungnya dengan menduakan gitarnya dengan piano,Dave Rowntree memukuli drumnya sesekali, Alex James membetoti 4 senar bassnya dengan hati-hati. Dikombinasi dan dikawin silangkan. Dan lahirlah sebuah keturunan cantik bernama 'Baterry in your leg'
-April By Chapterhouse-Sebetulnya banyak lagu galau karya Chapterhouse asal United Kingdom yang-terkenal-dengan-band-band-bagusnya-itu. tapi saya sangat menyukai April. Lirik yang gloomy dan saya tetap membayangkan wajah muda Andrew Sheriff.
-Love Will Come Through By Travis-Saya terjangkit melodramatic syndrom.
-Atmosphere By Joy Division-Saat saya menonton film 'Control' dua tahun lalu, yang mengisahkan hidup vokalis Ian Curtis yang selalu diselingi adegan epilepsi Ian, dan diakhiri visualisasi kaki Curtis yang menggantung dengan sengajanya, alias bunuh diri. Lagu ini adalah lagu yang paling membekas, Dan dilagu ini, sepertinya imej Joy Division yang noise, tidak saya ditemukan. Suara Ian Curtis membuat saya selalu membayangkan wajah murung Ian curtis.
-Where Do I End By Fleeting Joys- Dari awal sampai akhir kita dibuat masuk kedalam lapisan atmosfer galau. Lalu bertanya 'Where do i end?'
-Olsen Olsen By Sigur Rós, mereka mengomposisikan lagu ini dengan dentangan pelan dan amat menghanyutkan. Vokal yang mendayu seakan melagu mantra yang bisa membawa kita ke dunia lain.